Pages

Minggu, 30 Oktober 2011

Kelautan di Indonesia


          Banyak sekali laut yang terdapat  di Indonesia. Laut di Indonesia beraneka ragam karena letak Negara Indonesia sendiri yang strategis dan bentuknya yang kepulauan. Kelautan di Indonesia terbentang dari Sabang sampai Merauke, oleh karena itu hasil kelautannya sangat berlimpah dan beraneka ragam.
 Contoh salah satu laut yang sangat terkenal sampai ke luar negeri adalah wisata laut Raja Ampat, Papua. Wisata lokasi di Raja Ampat sangat eksotis, 537 jenis karang dunia, 75 persennya berada di perairan ini. Ditemukan pula 1.104 jenis ikan, 669 jenis moluska (hewan lunak), dan 537 jenis hewan karang.
Untuk masuk ke kawasan Raja Ampat, setiap orang harus membayar biaya masuk sebesar Rp 250 ribu untuk wisatawan domestik, dan Rp 500 ribu untuk wisatawan dari mancanegara. Sebuah pin bulat yang berfungsi seperti identitas ini akan kita terima, setelah membayar biaya tersebut. Uniknya, pin ini berlaku untuk satu tahun, sejak 1 Januari hingga 31 Desember. Jadi jika dalam satu tahun itu kita bolak-balik mengunjungi Raja Ampat, hanya perlu membayar biaya masuk satu kali saja. Tentu saja pin tadi tidak boleh hilang dan harus kita kenakan sebagai tanda pengenal.
Sudah banyak orang yang mengetahui keindahan wisata laut Raja Ampat Papua. Oleh karena itu marilah kita jaga dan kita rawat eksotika dan sumber daya alam yang terdapat di negara kita ini.

Makna Lagu dari Indonesia Raya


Kecintaan kita terhadap tanah air harus tetap tertanam di dalam tubuh dan jiwa raga kita sampai kapan pun. Masih ingat kah kalian terhadap perjuangan para pahlawan terdahulu untuk membela dan mempertahankan tanah air kita? Mereka rela mengorbankan jiwa dan raga mereka demi terciptanya kemerdekaan bangsa kita, bangsa Indonesia. Oleh karena itu, sudah seharusnya rasa patriotisme sudah ada dalam jiwa kita, generasi-generasi penerus pengganti mereka.
Lagu Indonesia Raya sendiri diciptakan oleh W.R Supratman, dia membawakan lagu Indonesia Raya dengan sebuah biola. Semua yang ada pada saat itu terhening dan sangat khidmat mendengarkan lagu tersebut. Untuk itu, kita harus bangga mempunyai sosok seperti W.R Supratman sebagai pencipta lagu kebangsaan Negara Indonesia.
Dalam lagu kebangsaan Indonesia ini, lagu ini menunjukan bahwa semangat patriotik dan cinta tanah air harus selalu ada dalam diri kita sampai kapan pun. jangan pernah mau untuk dijajah kembali oleh bangsa asing, karena dari usaha para pahlawan kita, kita mempunyai kedaulatan penuh dan di akui oleh negara manapun atas tanah leluhur kita.
Namun pada kenyataannya, rasa patriotisme dan cinta tanah air sudah semakin pudar rasanya. Banyak anak-anak yang tidak bisa menyanyikan lagu Indonesia Raya, tidak perduli terhadap jasa para pahlawan dan tanah air ini. Oleh sebab itu saya mengajak diri saya sendiri dan orang lain untuk tetap melestarikan Negara Indonesia, dengan salah satu cara, yaitu tidak melupakan budaya-budaya jaman dahulu yang sekarang sudah terkikis oleh maasuknya budaya asing di Negara Indonesia. Marilah kita tetap melestarikannya, mulai dari sekarang sampai akhir hayat nanti.
semoga rasa nasionalisme dan patriotisme tetap ada di hati kita, hingga akhir masa.

Minggu, 02 Oktober 2011

Tawuran Pelajar


Jakarta, 23 Juni 2011 terjadi tawuran antar pelajar di Kota Bambu,  Slipi, Jakarta Barat. Kedua  pelajar saling melempar batu satu sama lain, terlihat banyak yang membawa senjata tajam  seperti celurit, pisau, parang dan samurai. Sekolah yang terlibat tawuran adalah Smk 1 Slipi dan Sman 24 Jakarta.
Tidak diketahui pasti motif tawuran ini, namun saksi mata melihat bahwa perkelahian ini dipicu oleh ulah anak sekolah Smk 1 Slipi yang memeras murid kelas X Sman 24 Jakarta, karena tidak terima dengan kejadian ini Sman 24 Jakarta pun menyerang balik sekolah  Smk 1 Slipi.  Akhirnya tawuran ini dapat diredam oleh polisi sektor Slipi yang pada saat kejadian, tidak jauh dari tempat terjadinya tawuran tersebut.
Polisi sektor Slipi ini pun menindak tegas para pelajar yang terlibat tawuran ini. Mereka yang tertangkap lalu diperiksa satu persatu dan dikembalikan lagi kepada pihak sekolah masing-masing untuk ditindak lebih lanjut.

Karya Cerpenku Dimuat di Surat Kabar


Pada saat saya masuk kelas 1ID01 disemester  1, waktu itu saya tertarik untuk lebih serius mempelajari karya sastra, khususnya cerpen. Hal itu disebabkan sejak kecil saya paling suka bercerita dan menuliskannya dalam buku catatan harian. Keinginan untuk menulis cerpen itu muncul setelah mendapat penjelasan dari Pak Sudibyo, guru Bahasa Indonesia pada saat saya kelas XII di SMA. Saat itu, Pak Sudibyo menjelaskan proses kreatif seorang cerpenis Indonesia. Yakni Hamsad Rangkuti, yang karyanya memperoleh anugerah Khatulistiwa Literary Award melalui kumpulan cerpennya yang berjudul Bibir dalam Pispot. Keinginan itu pun semakin besar setelah saya membaca karya-karya cerpen lainnya, seperti Robohnya Surau Kami karya Ali Idris Navis, Jalan Lain ke Roma karya Idrus, dan cerpen-cerpen karya Seno  Gumira Adjidarma.
Saya mendapat banyak pelajaran yang berharga dari karya-karya tersebut. Padahal, jika diperhatikan dengan cermat, tema-tema atau cerita yang disampaikan masih seputar masalah yang ada disekeliling kita. Bahkan tidak menutup kemungkinan cerita yang disampaikan merupakan pengalaman pribadi pengarangnya sendiri. Salah satu rahasia para sastrawan itu adalah buku catatan harian. Setiap  mendapatkan pengalaman menarik, mereka mencatatkannya dalam buku harian. Suatu saat, catatan itu akan menjadi ide yang tidak pernah kering.
Suatu hari, saya pun ingin mencoba membuat cerpen dengan membaca kembali catatan-catatan harian saya. Memang benar, pada saat membaca kembali catatan itu, berbagai kenangan dan suasana bermunculan kembali dan itu menjadi sumber ide yang sangat berlimpah. Saya dapat berimajinasi dan mereka-reka satu pengalaman menjadi satu cerita fiktif-imajinatif. Kabarnya J.K. Rowlimg pun (penulis novel harry Potter) melakukan hal yang sama. Menurutnya , nama Harry Potter itu sendiri terinspirasi oleh nama sahabat kecilnya. Begitu pula dengan kereta api yang dapat menembus dunia ajaib dan sekolah sihir Hogwarts, terinspirasi oleh pengalamannya saat naik kereta api.
Meskipun saya tidak sehebat para sastrawan itu, setidaknya saya mempunyai keberanian untuk mencoba. Oleh karena itu, saya mencoba memulai menulis cerpen, dan tentunya tidak lupa mendapat bimbingan Pak Sudibyo. Hasilnya, setidaknya bagi saya sendiri, tidaklah mengecewakan. Saya sangat senang ketika dapat menyelesaikan cerpen saya yang panjangnya sekitar 6 halaman. Saya memperoleh kenikmatan luar biasa ketika menuliskan cerita dlam cerpen tersebut. Beberapa teman yang saya minta tanggapannya menyampaikan komentar bagus, tetapi banyak juga yang mengatakan  bahwa ceritaku masih standard an kurang daya tariknya.
Hal itu, saya akui setelah mambaca kembali ceritaku. Meskipun Pak Sudibyo sudah menyarankan agar cerpenku dikirimkan ke surat kabar, tetapi saya belum berani. Alasannya, saya sendiri menilai belum layak untuk diterbitkan. Saya masih butuh pengalaman dan lebih banyak lagi belajar menulis. Saya tidak patan arang untuk terus mencoba, saat cerpenku yang kelima selesai ditulis, barulah keinginan mempublikasikannya mulai muncul. Semula saya sebarkan kepada teman-teman dekat, kemudian dipasang di majalah dinding. Barulah setelah tanggapan teman-teman positif, saya memberanikan diri untuk mengirimkannya ke surat kabar.
Setelah berharap-harap cemas, akhirnya dengan sangat mengejutkan karya cerpenku dimuat di surat kabar. Dari empat karya yang dikirimkan, rupanya redaksi memilih cerpen “Kupu-Kupu yang Menari”. Menurutku, cerpen itu sangat fantastis. Hal yang paling mengejutkan adalah saya mengetahui bahwa cerpen saya dimuat justru dari Pak Sudibyo. Dia mengabarkan informasi itu kepada saya saat pembelajaran di kelas. Dia membawa lembaran cerpen itu dan menunjukannya kepada teman-teman yang lain. Wah! Senangnya , ternyata usahaku selama ini tidaklah sia-sia. Namun tentunya, saya tidak harus berpuas diri, apalagi menjadi sombong. Justru, dengan dimuatnya karya itu di surat kabar, saya harus terus berusaha agar karyaku lebih baik lagi.
Saya yakin teman-teman pun dapat melakukan hal seperti itu, asal mempunyai tekad dan keinginan yang kuat. Pengalaman saya menulis cerpen itu menjadi pengalaman berharga, sekaligus motivasi awal untuk terus berkarya.