Pages

Minggu, 20 Maret 2011

PARAGRAF

A.   DEFINISI PARAGRAF
Paragraf ialah sekelompok kalimat yang saling berkaitan untuk mengembangkan satu ide pokok. Paragraph bias sesingkat satu kalimat, bias juga sepanjang sepuluh kalimat atau lebih. Jumlah kalimat dalam satu paragraph bukan hal yang utama, namun panjang paragraf hendaknya cukup untuk mengembangkanide pokok yang tertuang dalam kalimat topic (topic sentence). tulisan yang baik tidak hanya tergantung pada pemakaian bahasa yang gramatikal, tetapi juga pada penulisan paragraph yang baik. Paragraf merupakan satuan pikiran yang paling dasar dari suatu tulisan, sehingga jika paragraf disusun kurang menarik, akan hilanglah bobot tulisan secara keseluruhan.

TATA KRAMA


        Tata krama adalah tata cara atau aturan turun-temurun yang berkembang dalam suatu budaya masyarakat yang mengatur pergaulan antar individu maupun kelompok untuk saling pengertian, hormat-menghormati menurut adat yang berlaku. Tata krama mengandung nilai-nilai yang berlaku pada daerah setempat. Oleh karena itu tata krama suku bangsa yang satu tentu berbeda dengan suku bangsa yang lain. Tata krama, etika, atau sopan santun yang dimiliki oleh suku bangsa Jawa tidak terlepas dari sifat-sifat halus dan kasar. Tata krama suku bangsa Jawa terlihat dalam etiketnya meliputi banyak segi seperti unggah-ungguh, suba sita dan lain-lain, kesemuanya mencakup hubungan selengkapnya antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan sesamanya dan manusia dengan alam sekitarnya.
Lingkup materi penelitian yang ditulis dalam buku ini adalah tata krama suku bangsa Jawa yang menyangkut hubungan manusia dengan sesamanya atau antar sesama manusia. Tatakrama yang menjadi bahasan dalam penelitian ini adalah tatakrama : menghormati orang tua atau yang dituakan, bertamu, berbicara atau mengeluarkan pendapat, bersalaman, duduk / berdiri, makan dan minum, bertegur sapa, berpakaian. Dalam masyarakat suku bangsa Jawa sangat dianjurkan agar semua itu dilakukan dengan sopan, tidak melanggar aturan, tidak merugikan orang lain, mengerti batasan-batasannya dan sebagainya. Penelitian juga dibatasi pada generasi muda khususnya siswa SMU dan SMK berusia 15 - 19 tahun.

PENGANGGURAN


            Pengangguran adalah seseorang yang tergolong angkatan kerja dan ingin mendapat pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya. Masalah pengangguran yang menyebabkan tingkat pendapatan nasional dan tingkat kemakmuran masyarakat tidak mencapai potensi maksimal yaitu masalah pokok makro ekonomi yang paling utama.

I. JENIS-JENIS PENGANGGURAN

 
                      Pengangguran sering diartikan sebagai angkatan kerja yang belum bekerja atau tidak bekerja secara optimal. Berdasarkan pengertian diatas, maka pengangguran dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu :

Keterbukaan dan Keadilan


Keterbukaan
            Keterbukaan adalah suatu kondisi dimana setiap orang dapat memperoleh informasi mengenai suatu keadaan, persyaratan, atau aturan main mengenai suatu hal yang dibutuhkan dan diinginkan yang berhubungan dengan kepentingan umum melalui sarana-sarana komunikasi yang ada. Keterbukaan juga mengandung arti tidak ada yang ditutup-tutupi atau transparan dan siketahui umum. Dengan kata lain, ada kesediaan mau member saran serta masukan kepada orang lain. Dan juga mau belajar dari keberhasilan orang lain.
            Keterbukaan dalam kehidupan bermasyarakat adalah keterbukaan hati setiap anggota masyarakat sebagai landasan utama yang berkomunikasi, membicarakan, merundingkan, atau memusyawarahkan masalah-masalah bersama guna mencari dan menemukan jalan keluar (mufakat) untuk mewujudkan kesejahteraan, keamanan dan ketentraman masyarakat. Keterbukaan pada rapat desa tercermin melalui dialog terbuka, wajar, akrab, dan hangat antara sesama warga desa sehingga pada akhirnya warga desa memperoleh keadilan dan diperlakukan secara adil.

KEMISKINAN


KEMISKINAN
     
        Kesenjangan ekonomi atau ketimpangan dalam distribusi pendapatan antara kelompok masyarakat berpendapatan tinggi dan kelompok masyarakat berpendapatan rendah serta  tingkat kemiskinan atau jumlah orang yang berada di bawah garis kemiskinan (poverty line) merupakan dua masalah besar di banyak negara-negara berkembang (LDCs), tidak terkecuali di Indonesia.

I.             JENIS-JENIS KEMISKINAN DAN DEFINISINYA

Besarnya kemiskinan dapat diukur dengan atau tanpa mengacu kepada garis kemiskinan. Konsep yang mengacu kepada garis kemiskinan disebut kemiskinan relatif, sedangkan konsep yang pengukurannya tidak didasarkan pada garis kemiskinan disebut kemiskinan absolut
v  Kemiskinan relatif adalah suatu ukuran mengenai kesenjangan di dalam distribusi pendapatan, biasanya dapat didefinisikan didalam kaitannya dengan tingkat rata-rata dari distribusi yang dimaksud.
v  Kemiskinan absolut adalah derajat kemiskinan dibawah, dimana kebutuhan-kebutuhan minimum untuk bertahan hidup tidak dapat terpenuhi.

II.           FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KEMISKINAN

Tidak sulit mencari faktor-faktor penyebab kemiskinan, tetapi dari faktor-faktor tersebut sangat sulit memastikan mana yang merupakan penyebab sebenarnya serta mana yang berpengaruh langsung dan tidak langsung terhadap perubahan kemiskinan
§  Tingkat dan laju pertumbuhan output
§  Tingkat upah neto
§  Distribusi pendapatan
§  Kesempatan kerja
§  Tingkat inflasi
§  Pajak dan subsidi
§  Investasi
§  Alokasi serta kualitas SDA
§  Ketersediaan fasilitas umum
§  Penggunaan teknologi
§  Tingkat dan jenis pendidikan
§  Kondisi fisik dan alam
§  Politik
§  Bencana alam
§  Peperangan


III.          KEBIJAKAN ANTIKEMISKINAN
Untuk menghilangkan atau mengurangi kemiskinan di tanah air diperlukan suatu strategi dan bentuk intervensi yang tepat, dalam arti cost effectiveness-nya tinggi.
Ada tiga pilar utama strategi pengurangan kemiskinan, yakni :
1.      pertumuhan ekonomi yang berkelanjutan dan yang prokemiskinan
2.      Pemerintahan yang baik (good governance)
3.      Pembangunan sosial

Untuk mendukung strategi tersebut diperlukan intervensi-intervensi pemerintah yang sesuai dengan sasaran atau tujuan yang bila di bagi menurut waktu yaitu :
                                                                 a.     Intervensi jangka pendek, terutama pembangunan sektor pertanian dan ekonomi pedesaan
                                                                 b.     Intervensi jangka menengah dan panjang
o   Pembangunan sektor swasta
o   Kerjasama regional
o   APBN dan administrasi
o   Desentralisasi
o   Pendidikan dan Kesehatan
o   Penyediaan air bersih dan Pembangunan perkotaan

Budaya Politik


Budaya politik berasal dari kata budaya dan politik, masing-masing kata tersebut mempunyai arti sendiri. Budaya secara harfiah berasal dari bahasa sanskerta buddhayah, yaitu bentuk jamak dari budhi yang berarti budi atau akal. Budaya dapat diartikan sebagai hal-hal yang bersangkutan dengan akal.
Adapun kata politik, merupakan terjemahan dari bahasa Inggris dari kata policial, polity, atau politic, namun istilah politik berasal dari kata politis (bahasa Yunani kuno) yang artinya politeca atau city polis atau negara kota. Perkembangan selanjutnya menunjukan bahwa istilah politik tidak lagi hanya berarti negara, tetapi lebih dari itu. Pengertian istilah politik sudah berkembang menjadi “cara-cara atau upaya untukmencapai suatu tujuan”.

Ciri Budaya Politik
            Budaya politik merupakan perwujudan nilai-nilai politik yang dianut oleh sekelompok masyarakat, bangsa, atau negara yang diyakini sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan politik kenegaraan. Dari berbagai pendapat para ahlitentang budaya politik, dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri budaya politik adalah :
a.        Nilai–nilai keyakinan dan sikap-sikap emosi tentang bagaimana pemerintahan seharusnya dilaksanakan dan tentang apa yang harus dilakukan.
b.       Sikap orientasi yang khas warga negara terhadap sistem politik dan aneka ragam bagiannya.
c.       Sikap terhadap peranan warga negara yang ada dalam sistem itu.
d.       Pola tingkah laku individu dan orientasinya terhadap kehidupan politik yang dihayati para anggota suatu sistem politik.